.

Fiksi

00:23

Hai kamu, aku mau mencurahkan apa yang selama ini mengisi benakku. Boleh?
Kurasa ini tidak akan asing bagimu. Karena ini semua tentang kamu.
*
Kamu ingat saat pertama kali kamu menyapaku sekitar 4 tahun lalu?
Sungguh, aku tak menyangka sapaan itu akan berlanjut ke percakapan-percakapan berikutnya.
Kamu tahu saat itu aku bukan perempuan yang mudah akrab dengan orang asing, bukan?
Kamu ingat pertemuan pertama kita setelah kita resmi menjadi teman? disudut restoran cepat saji itu, aku masih ingat betul dimana kamu duduk. Menatap kosong ke jalanan dibawahmu.
"Hei" sapaku. Kamu tersenyum kecil.
Kita larut dalam percakapan seru. Tentang kekonyolan yang terjadi saat kamu mencoba merantau ditempatku merantau dulu. Hanya beberapa hari, memang. Tapi cukup membuatmu menghubungiku semalaman, hanya untuk bertanya dimana kamu bisa makan dan menginap malam itu. Dan ternyata penginapan yang kamu temui tidak cukup baik. Banyak 'tikus' berpesta dan membuatmu jauh dari Tuhan, katamu.
Sampai saat ini, jika aku ke restoran cepat saji itu, atau hanya lewat didepannya, aku menyempatkan diri untuk melihat ketempat dudukmu saat itu. Tanpa terasa bibirku menyunggingkan senyum.
*
Kamu ingat dengan kejutan berbungkus kertas bergambar superhero?
"jarang-jarang loh aku diberi kejutan. Terima kasih ya" ucapmu bahagia. Syukurlah jika hadiah kecilku bisa membuat hari spesialmu menyenangkan.
*
Kini 600 km memisahkan. Aku berterima kasih pada teknologi yang membuat jarak bukan lagi masalah besar. Aku tak keberatan meluangkan malamku untuk sekedar 'absen' disudut kanan layar komputermu.
Menunggu kau sapa. Haha ya, kadang aku menunggu.
Panggilan dengan video pun berdering, ada kamu dengan senyuman tipismu. Tak banyak bicara, memang. Hanya pesan-pesan singkat yang kadang tak berbobot tapi cukup membuatmu tertawa kecil. Atau sekedar berbagi lagu-lagu yang saat itu sedang kau sukai. Kurasa aku bisa tidur nyenyak malam itu.
*
"Kutunggu kamu di kota ku" pesan singkatmu kala itu. Aku menunggu sampai akhirnya waktu berpihak padaku. Jumat siang itu, pertama kalinya aku menginjakan kaki dikotamu. Sendirian.
*
Kau ingat saat sore itu aku tak bisa menahan diri menunggumu bangun tidur untuk menemaniku menjelajah kotamu?
"ini bukan tempat yang aman. Seharusnya kau menunggu." Ujarmu saat menemukanku sedang berbicara dengan orang asing. Maaf jika aku membuatmu cemas.
*
Kau berjanji akan mengantarkanku kemanapun ku mau. Ketempat-tempat yang belum pernah kamu kunjungi selama kamu tinggal dikota ini. Aku merasa dimanjakan karena aku tak mendengar sedikitpun keluhanmu saat aku memperlihatkan daftar tempat yang ingin kutuju. Bahkan kita mengunjungi jauh lebih banyak tempat dari yang aku perkirakan.
*
Kamu ingat saat kamu bergabung dengan sekumpulan anak kecil yang sedang bermain bola? entah sengaja atau tidak, bola itu kau tendang hingga melambung tinggi melewati pagar. Membuat mereka kewalahan untuk mengambil bola mereka. Aku masih ingat pembicaraan konyol kita tentang kera, Dragon Ball, tentang orang-orang yang kelelahan saat outbond, tentang banyak hal yang membuat kita terpingkal.
*
"Ini, kamu pasti lapar" ucapmu sambil menyerahkan sekantung roti saat aku ingin pulang.
Aku mengamatimu dalam diam. Banyak waktu yang terasa singkat jika kuhabiskan denganmu hingga terasa berat untuk kembali pulang.
*
Kotak besar hadiah darimu tiba-tiba ada dimeja kerjaku.
Kau tau, hadiah itu cukup membuat teman-teman sekantorku gempar karena mereka pikir aku punya pemuja rahasia. Itu cukup membuat wajahku seperti kepiting rebus.
"Untukmu karena kamu datang ke Kotaku disaat yang tepat. Untukmu karena kamu membuatku akhirnya bisa kembali tertawa lepas"
*
Aku ingin teman hidupku seperti kamu. Bukan, bukan kamu. Hanya yang sepertimu. Seseorang yang membuatku tak ingat waktu, entah untuk membicarakan hal tentang kehidupan, hal konyol yang dapat membuatku terpingkal, atau mendengarkan lagu favorit bersama. Karena kamu itu menyenangkan tapi terlalu mengada-ada jika aku menginginkan kamu.
Kau tahu itu kan?