Habiskan Saja Gajimu!!

17:40

lagi kerja tiba2 ngidam spicy wings nya Richeese Factory. alhasil, pulang kantor mampir dulu ke mall yang lokasinya kebetulan kepleset dikit langsung sampe dari kantor hehe
ini perdana makan disitu sebenernya. dan ternyata spicy wings nya bener-bener nampol banget. saya pesen yang level 3 aja udah hampir nyerah untuk ngabisin sayap-sayap pedas itu. kepedesan tapi bikin penasaran. :D

cukup segitu aja review soal richeese factorynya karena postingan saya kali ini bukan mau ngebahas soal Richeese karena batre saya low saat itu jadi ga bisa foto-foto makanan yang saya pesan :p

setelah perut kenyang, saya mampir ke TGA, iseng2 liat buku2 baru. iseng aja, gak niat beli karena novel dirumah banyak banget yang belum dibaca. beli nya sering tapi bacanya ga sempet -.-"
it's okay if you wanted to call me a "bookworm". I love books. I do really love books. kayak punya passion tersendiri kalo berada ditengah-tengah buku. orang-orang mungkin lebih pilih ke mall kalau lagi bete walaupun cuma sekedar window shopping. nah kalo saya lebih memilih ke toko buku :D

tiba2 mata saya tertuju sama satu buku. cover yang benar-benar simple dengan judul yang cukup bikin penasaran: Habiskan Saja Gajimu!!



setelah baca review singkat dibelakangnya, tanpa pikir panjang saya membeli buku tersebut. niat yang awalnya hanya ingin melihat-lihat pun hancur seketika.
"kalau saja penghasilan saya lebih besar, tentunya masalah keuangan ini akan cepat selesai."
dan
"kalau gaji saya sudah naik, baru deh saya bisa nabung dengan rutin"
dua kata diatas pasti sering sekali kalian ucapkan kalau keinginan kalian untuk menabung nggak terpenuhi.
buku ini sebenarnya simple dan mungkin hanya akan membutuhkan beberapa halaman untuk bisa mengerti apa inti dari buku ini. isi buku menurut saya terlalu berbelit-belit hingga jadi 174 halaman.
 
dua kata yang saya kutip diatas belum tentu akan terpenuhi apabila menjadi kenyataan. berapapun jumlahnya gaji pasti akan habis jika kita tidak me-manage-nya dengan baik.
daripada menyisihkan, lebih baik menghabiskan. toh walaupun niat awal kita menyisihkan, uang yang serahusnya kita sisihkan pasti akan habis juga. entah jelas atau tidak.

yang perlu dirubah sebenarnya hanya urutan cashflow nya saja.
beberapa dari kalian mungkin punya cashflow seperti ini:

Penghasilan                                                                                        100%
Sosial (zakat, derma, santunan, perpuluhan)                              2,5%
Shopping (belanja konsumsi, transportasi, listrik, telp)          57,5%
Cicilan hutang (kredit rumah, kendaraan, kartu kredit)              30%
------------------------------------------------------------------------------------------------
Saving (tabungan cadangan, Premi Asuransi, Investasi)           10%

berani bertaruh kalau uang yang seharusnya dipakai buat saving itu akhirnya terpakai dengan percuma.

nah, makanya urutannya harus diubah:


Penghasilan                                                                                        100%
Sosial (zakat, derma, santunan, perpuluhan)                              2,5%
Cicilan hutang (kredit rumah, kendaraan, kartu kredit)              30%
Saving (tabungan cadangan, Premi Asuransi, Investasi)           10%
------------------------------------------------------------------------------------------------
Shopping (belanja konsumsi, transportasi, listrik, telp)          57,5%

cuma urutannya aja kok yang diubah. angkanya belum ada yang dirubah.
pengeluaran akan tetap habis, tapi lebih terkontrol karena uang untuk saving pasti diamankan duluan.

mau tau alasannya kenapa?
beli bukunya dong biar lebih jelas info nya ;)
 

0 Comments